Anak yang hebat kedepannya menjadi dambaan dari para orang tua. 

Menghadirkan anak hebat tentu banyak ikhtiar yang dilakukan orang tua. 

Semisal ikhtiar orang tua menghadirkan anak hebat itu diantaranya memilihkan sekolah atau pendidikan yang sesuai dan juga pola asuh yang sesuai. 

Anak hebat tersebut adalah mereka yang dalam banyak situasi dan kondisi bisa tetap survive menghadapi berbagai tantangan (ujian dan cobaan) yang ada dikehidupannya.

Dalam interaksinya anak hebat selalu memiliki strategi unggul agar bisa keluar dari situasi sulit yang dialaminya. 

Sebagai orang tua kita pasti memiliki harapan besar agar semua anak di sekitar kita adalah sosok yang hebat. 

Strategi apa yang bisa diihtiarkan orang tua untuk menghadirkan anak yang hebat? 

Menghadirkan generasi yang hebat orang tua bisa mengikhtiarkan hal-hal sebagai berikut;

Kesatu Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak.

Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika Anda ingin anak memiliki sifat baik dan bijaksana, tunjukkan hal tersebut melalui tindakan sehari-hari. Misalnya, saat Anda marah, tunjukkan cara mengelola emosi yang positif; atau ketika menghadapi masalah, perlihatkan sikap bijaksana dalam mengambil keputusan.

Kedua Berkomunikasi dengan Empati.

Ketika anak melakukan kesalahan, bicaralah dengan lembut dan pahami sudut pandangnya. Cobalah untuk menghindari marah-marah atau menghakimi. Misalnya, tanyakan: "Kenapa tadi kamu bertindak seperti itu?" atau "Apa yang kamu rasakan saat itu?" Ini membuat anak merasa didengarkan dan belajar mengenali serta mengelola emosinya sendiri.

Ketiga Mengajarkan Tanggung Jawab Secara Bertahap.

Berikan anak tugas-tugas kecil yang sesuai dengan usianya, seperti merapikan mainan sendiri atau membantu pekerjaan rumah. Ketika anak melakukan tugas dengan baik, beri pujian atau ucapkan terima kasih. Ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

Keempat Menggunakan Cerita sebagai Pembelajaran.

Bacakan cerita yang mengandung nilai-nilai moral dan kebijaksanaan. Setelah selesai membaca, ajak anak berdiskusi tentang tokoh-tokoh di dalam cerita tersebut. Tanyakan pendapat mereka, seperti “Apa yang kamu pelajari dari cerita ini?” atau “Kalau kamu jadi tokoh itu, apa yang akan kamu lakukan?”.

Kelima Latih Anak untuk Berpikir Positif dan Sabar.

Saat anak menghadapi situasi yang membuatnya kecewa atau marah, ajari untuk mengelola emosi dengan cara yang sehat, seperti menarik napas dalam-dalam, menulis perasaan, atau berbicara dengan seseorang yang dipercayai. Ajarkan bahwa tidak semua hal bisa terjadi sesuai keinginan dan ada nilai yang bisa dipetik dari setiap kejadian.

Ke-enam Menumbuhkan Sikap Saling Menghargai.

Biasakan anak untuk mengucapkan terima kasih, maaf, dan tolong. Misalnya, ketika mereka menerima bantuan atau hadiah, dorong mereka untuk mengucapkan terima kasih. Ketika mereka melakukan kesalahan, ajarkan untuk meminta maaf dengan tulus.

Ketujuh Batasi Penggunaan Gadget dan Media Sosial.

Tentukan waktu yang jelas kapan anak boleh menggunakan gadget dan untuk apa saja. Ketika bersama keluarga, usahakan gadget tidak menjadi fokus utama agar komunikasi yang terjalin lebih berkualitas. Ini akan membantu anak belajar mengendalikan diri dan lebih menghargai waktu bersama keluarga.

Kedelapan Mengajarkan untuk Berbagi dan Peduli.

Ajak anak terlibat dalam kegiatan sosial atau minta mereka berbagi mainan atau makanan dengan teman-temannya. Ini akan melatih rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.

Kesembilan Ajarkan untuk Menyelesaikan Masalah dengan Bijak.

Saat anak berkonflik dengan temannya, ajak mereka untuk menyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi dan mencari solusi bersama. Hindari memihak atau langsung memberikan solusi. Biarkan anak belajar bagaimana menghadapi konflik secara bijaksana.

Kesepuluh Beri Apresiasi atas Sikap Baik.

Saat anak menunjukkan sikap baik atau bijaksana, berikan pujian yang spesifik. Misalnya, “Mama suka caramu menyelesaikan masalah tadi. Kamu sudah bertindak dengan tenang dan bijak.” Ini akan memperkuat sikap tersebut dalam diri anak.

Kesebelas Ajarkan Nilai-Nilai Moral Secara Praktis.

Daripada hanya mengajarkan konsep moral, libatkan anak dalam situasi nyata. Misalnya, saat melihat orang yang membutuhkan di jalan, ajak anak berdiskusi, “Menurut kamu, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu orang tersebut?” Hal ini akan membuat anak belajar nilai-nilai moral dari pengalaman langsung.

Keduabelas Libatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan Kecil.

Misalnya, tanyakan pendapat anak tentang rencana akhir pekan atau apa yang akan dimasak bersama. Ini akan membuat anak merasa dihargai, melatih berpikir kritis, dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Diantara kesebelas cara atau strategi diatas yang paling penting adalah konsistensi dalam penerapan dan kesabaran dalam mendidik, karena hasilnya tidak selalu terlihat dalam waktu singkat, tetapi akan tampak seiring waktu. 

Demikian kupasan ini mudah-mudahan ada manfaatnya dalam ikhtiar orang tua menghadirkan anak hebat kedepannya.

Penulis: Ahli Muda Pranata Humas Bagian Prokopim Setda Dompu.