JAKARTA — Era digital merupakan tahapan fenomena kehidupan yang tidak terelakkan lagi. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kecanggihan perkembangan ilmu dan teknologi.
Bagi anak-anak, era ini memiliki tantangan tersendiri terutama dalam hal kesehatan mental, interaksi sosial, dan perkembangan kognitif.
Teknologi digital memiliki banyak manfaat bagi penggunanya, namun di sisi lain menghadirkan mudarat yang perlu upaya pencegahan agar dampak negatif tersebut dapat diminimalisir. Di sini, peran orang tua memiliki potensi cukup besar untuk mendampingi anak-anak dalam memanfaatkan teknologi tersebut.
Sayangnya sebanyak 11,2 juta anak Indonesia kehilangan pendamping dalam menghadapi tantangan tersebut karena orang tua mereka bermigrasi ke luar negeri. Maka perlu adanya intervensi pihak eksternal dari keluarga inti untuk membantu dan melindungi anak-anak tersebut.
Yuherina Gusman S.I.P, MA, PhD, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Al-Azhar menyampaikan, dari penelitian yang tim mereka lakukan ditemukan mayoritas anak-anak ini diasuh nenek dan atau ayah/ibu yang punya keterbatasan mengikuti perkembangan teknologi.
Sebagian besar pengasuh hanya memperhatikan kebutuhan pangan, sandang, dan papan namun abai akan perhatian, kasih sayang, serta pendampingan terhadap permasalahan yang dihadapi anak-anak termasuk kebutuhan literasi di era digital.
sumber: https://news.republika.co.id/berita/syjqnk472/anakanak-pekerja-migran-siap-menghadapi-tantangan-digital